Masya Allah INILAH Fenomena “Penglihatan” dan “Pendengaran” dalam Al-Qur’an



Dalam bahasa arab, pendengaran disebut As-Sam’u dan penglihatan disebut Al-Bashor. Anehnya, ketika dua kata ini disebut bersamaan, Allah selalu mendahulukan kata As-Sam’u sebelum Al-Bashor. Dalam berbagai ayat, As-Sam’u selalu didahulukan kecuali dalam Surat As-Sajdah ayat 12.

Fenomena kedua, Allah swt selalu menyebut As-Sam’u (pendengaran) dengan bentuk Mufrod (satu), dan Al-Absor (penglihatan) dalam bentuk Jama’ (banyak). Kecuali hanya dalam Surat Al-Isra’ ayat 36.

Apa rahasia dibalik semua ini?

Mengapa pendengaran didahulukan?

Perlu kita ketahui, fungsi pendengaran lebih dulu bekerja daripada fungsi penglihatan. Janin di rahim ibu sudah dapat mendengar sementara bayi yang lahir butuh beberapa waktu untuk dapat melihat.

Mengapa pendengaran selalu disebut dalam bentuk Mufrod dan penglihatan dalam bentuk Jamak?

Karena pendengaran hanya bisa fokus terhadap satu objek sementara penglihatan bisa menangkap banyak objek dalam satu waktu. Telinga hanya dapat fokus kepada satu suara sementara mata dapat melihat banyak hal dalam sekejap.

Pendengaran adalah indra yang tidak pernah libur. Ia selalu bekerja walau dalam gelap. Karenanya, ketika membicarakan malam, Allah bertanya “Apakah kamu tidak mendengar?”

Allah swt berfirman,

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِن جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَداً إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِضِيَاء أَفَلَا تَسْمَعُونَ ٧١

Katakanlah (Muhammad), “Bagaimana pendapatmu, jika Allah Menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari Kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Apakah kamu tidak mendengar?”
(Al-Qashas 71)

Sementara penglihatan lebih terbatas. Ia hanya bisa berfungsi ketika ada cahaya. Karenanya, ketika berbicara tentang siang, Allah bertanya “Apakah kamu tidak melihat?”,

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِن جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَداً إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلَا تُبْصِرُونَ ٧٢

Katakanlah (Muhammad), “Bagaimana pendapatmu, jika Allah Menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari Kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu sebagai waktu istirahatmu? Apakah kamu tidak melihat?”
(Al-Qashas 72)

Dalam kisah Ashabul Kahfi, Allah menidurkan mereka selama 309 tahun tanpa mereka sadari. Itu karena Allah mencabut fungsi pendengaran mereka terlebih dahulu. Jika fungsi pendengaran itu masih aktif, tidak mungkin seseorang bisa tidur dengan waktu sepanjang itu.

فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَداً ١١

“Maka Kami Tutup telinga mereka di dalam gua itu, selama beberapa tahun.”
(Al-Kahfi 11)

Sumber : 7daftar.com

Subscribe to receive free email updates: