“Kan nanti bakal diganti, jadi apa perlu gigi susu yang bolong itu ditambal dok?” Pertanyaan ini sering sekali diajukan oleh orangtua ketika berkonsultasi pada dokter gigi saat menceritakan kondisi gigi buah hatinya.
Menurut Spesialis Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Al Islam Bandung, drg. Asri Sativa, orangtua masih menyepelekan pentingnya gigi susu pada anak. Para orangtua masih berpikir gigi berlubang akan tanggal dan diganti gigi baru.
Alasan lain yang sering ducapkan orangtua mereka enggan ke dokter gigi karena anak mereka takut. Tak heran jika anak-anak sering mengalami keluhan pada gigi, terutama gigi berlubang.
Padahal setiap gigi memiliki waktu penggantian yang berbeda. Paling cepat gigi susu akan diganti di usia 5-6 tahun. Sehingga bisa dibayangkan jika saat usia anak masih 3 tahun memiliki gigi berlubang namun tidak segera dibawa ke dokter gigi.
Hal ini akan menyebabkan anak kesulitan mengunyah makanan atau minum. Sehingga memengaruhi asupan gizi pada anak. Selain itu jika gigi susu berlubang dalam dan anak belum pernah ke dokter gigi, maka penanganan akan lebih kompleks.
Gigi susu yang berlubang pun akan mempengaruhi hubungan gigi permanen di dalam satu rahang dengan rahang lainnya. Oleh karena itu para orangtua harus sedini mungkin lebih memperhatikan kesehatan gigi dan mulut sang buah hati.
Gigi susu pertama kali muncul ke dalam rongga mulut itu bervariasi. Tetapi secara teori disebutkan bahwa gigi susu pertama kali tumbuh adalah gigi seri bawah di usia 6-10 bulan. Kemudian dilanjutkan gigi seri atas pada usia 7-10 bulan. Maka tidak jarang jika para orangtua bercerita bahwa gigi susu anaknya muncul langsung empat gigi.
Saat gigi sudah mulai muncul tersebut, anak harus sudah mulai dikenalkan dengan kegiatan membersihkan gigi. Walaupun saat itu anak belum paham, tetapi sebaiknya mulai komunikasikan, seperti “nah sudah selesai makan pagi, dibersihkan dulu ya gigi nya”.
Mengingat kecil nya bukaan mulut anak dan kecilnya ukuran gigi yang baru keluar, ibu atau bapak dapat menggunakan kassa steril yang dibasahi air hangat matang. Gosokkan ke setiap permukaan gigi anak, kemudian minta anak untuk mau minum air putih. Ulangi kegiatan membersihkan gigi ini sebelum tidur malam.
Beberapa produsen sikat gigi di pasaran sudah banyak yang mengeluarkan produknya sesuai usia anak atau berdasarkan jumlah gigi anak yang sudah tumbuh. Kenalkan kepada anak bahwa alat ini adalah alat untuk membantu membersihkan gigi, ceritakan jika alat ini akan selalu digunakan demi menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Para orangtua harus dapat menciptakan kegiatan sikat gigi itu merupakan kegiatan yang menyenangkan. Misalnya jika anak masih menolak untuk dibersihkan menggunakan sikat gigi, minta anak untuk membersihkan gigi Ayah atau Ibunya dengan suasa menyenangkan. Perlu diingat, sikat gigi anak berbeda dengan dewasa, baik dari segi ukuran maupun keadaan bulu sikatnya.
Selain memperkenalkan kegiatan membersihkan gigi, pemilihan jenis makanan yang tepat pun akan membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pemilihan makanan yang bergizi tinggi tentu akan mendukung tumbuh kembang anak seutuhnya, juga akan mendukung pembentukan benih gigi tetap anak.
Dengan mengikuti anjuran dokter atau penyuluh posyandu bahwa anak secara bertahap diperkenalkan makanan dengan tekstur yang sangat lunak sampai yang sama dengan para orangtua di usia 12 bulan, ternyata memiliki pengaruh yang baik terhadap proses tumbuh kembang rahang anak.
Buah dan sayur merupakan makanan yang baik untuk tumbuh kembang rahang anak namun semakin jarang dikonsumsi oleh anak sejalan dengan bertambahnya usia.
Ceritakan pula kepada anak tentang siapa itu dokter gigi, ada apa saja di dalam ruangan dokter gigi, akan dibantu apa kita jika berkunjung ke dokter gigi. Berikan buku-buku cerita bergambar yang menarik yang jauh dari kesan menyeramkan.
Akan lebih baik, jika anak sedini mungkin diperkenalkan dengan dokter gigi, walaupun tidak ada keluhan. Tanamkan pada anak bahwa menjaga kesehatan gigi itu sama pentingnya dengan bagian tubuh lainnya. Tidak dengan cara menakut-nakuti anak atau mengancam anak untuk diajak ke dokter gigi sebagai bentuk hukuman.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak memerlukan tips khusus. Sama halnya dengan metode parenting, komunikasi dan figur orangtua memegang peranan penting, selain dokter gigi yang akan merawat anak tersebut.
Kerjasama yang baik antara orangtua, anak dan dokter gigi akan menciptakan keberhasilan perawatan gigi. Orangtua tidak dapat memaksakan anak untuk menyikat gigi sebelum tidur malam jika orangtua tidak memberi contoh dan konsisten dengan kegiatan tersebut. Anak tidak dapat dipaksa untuk makan buah dan sayur jika orangtua tidak menyediakannya bahkan tidak mengkonsumsi buah dan sayur.
Di satu sisi anak akan semakin menganggap dokter gigi adalah mahluk jahat. Jika di lingkungan sekitar anak selalu menganggap dan menakut-nakuti anak dengan kegiatan dokter gigi.
Di sisi lain dokter gigi pun harus menyiapkan ruangan yang nyaman untuk anak, termasuk juga melakukan pendekatan khusus ketika merawat pasien anak. Sehingga anak tidak akan trauma ketika berkunjung ke dokter gigi dan lebih dari itu, akan muncul pemahaman dalam diri anak, bahwa merawat gigi merupakan hal yang penting dan menyenangkan.
Sumber : bandung.merdeka.com